Pantun Agama Kalau bulan rindukan mentari Tentu malam akan rindu siang Kalau hati cinta Ilahi Tentu dirinya akan merasa tenang Hidup manusia hanyalah sekali Waktu tak terasa dijemput mati Kerakusan insan tak kan pernah berhenti Kecuali kubur telah mengunci diri hingga nanti Air dan api slalu berlawanan Langit dan bumi adalah berjauhan Kalau hati penuh kedengkian Siapalah orang yang akan mau berteman Serigala suka makan garam Dia makan pakai tiga moncong Rumah kumuh sangat seram Karena ada banyak pocong Buat apa berbaju batik kalau Tidak pake selendang Buat apa berwajah cantik Kalau tidak mau sembahyang Pergi ke pantai membawa tikar Harus permisi pada orangtua Anak baik dan anak pintar Pasti disayang oleh semua Belatuk di atas dahan Terbang pergi ke lain pokok Hidup mati ditangan Tuhan Kepada Allah kita bermohon Sungguh indah pintu dipahat Burung puyuh di atas dahan Kalau hidup hendak selamat Taat selalu perintah Tuhan Halia ini tanam-tanaman Ke barat juga akan rebahnya Dunia ini pinjam-pinjaman Ke akhirat juga akan sudahnya Redup bulan nampak nak hujan Pasang pelita sampai berjelaga Hidup mati di tangan Tuhan Tiada siapa dapat menduga Daun tetap di atas dulang Anak udang mati dituba Dalam kitab ada terlarang Perbuatan haram jangan dicuba Terang bulan terang bercahaya Cahaya memancar ke Tanjung Jati Jikalau hendak hidup bahagia Beramal ibadat sebelum mati Asam kandis asam gelugur Ketiga asam si riang-riang Menangis mayat di pintu kubur Teringat jasad tidak sembahyang Kulit lembu celup samak Mari buat tapak kasut Harta dunia janganlah tamak Kalau mati tidak diikut Banyaklah masa antara masa Tidak seelok masa bersuka Meninggalkan sembahyang jadi biasa Tidak takut api neraka? Dua tiga empat lima Enam tujuh lapan sembilan Kita hidup takkan lama Jangan lupa siapkan bekalan Kalau Tuan pergi ke Mekah Singgah semalam di Kuala Muda Sembahyang itu adalah perintah Jika ingkar masuk neraka Ramai orang menggali perigi Ambil buluh lalu diikat Ilmu dicari tak akan rugi Buat bekalan dunia akhirat Pak Kulup anak juragan Mati diracun muntahkan darah Hidup di dunia banyak dugaan Kepada Allah kita berserah Letak bunga di atas dulang Sisipkan daun hiasan tepinya Banyak berdoa selepas sembahyang Mohon diampun dosa di dunia Encik Borhan seorang kerani Terkemut-kemut bila meniti Tinggalkan sembahyang terlalu berani Sepertii tubuhnya takkan mati Sayang-sayang buah kepayang Buah kepayang hendak dimakan Manusia hanya boleh merancang Kuasa Allah menentukan Masa berada di Pulau Jawa Rakan diajak pergi menjala Maha Berkuasa jangan dilupa Kuasa Allah tidak terhingga Nyiur mudah luruh setandan Diambil sebiji lalu dibelah Sudah nasib permintaan badan Kita di bawah kehendak Allah Kemuning di dalam semak Jatuh melayang ke dalam paya Meski ilmu setinggi tegak Tidak sembahyang apa gunanya? Harimau belang turun sekawan Mati ditikam si janda balu Ilmu akhirat tuntutlah tuan Barulah sempurna segala fardu Kera di hutan terlompat-lompat Si pemburu memasang jerat Hina sungguh sifat mengumpat Dilaknat Allah dunia akhirat Anak ayam turun sepuluh Mati seekor tinggal sembilan Bangun pagi sembahyang subuh Minta doa kepada Tuhan Anak ayam turun sembilan Mati seekor tinggal lapan Duduk berdoa kepada Tuhan Minta Allah jalan ketetapan Anak ayam turun lapan Mati seekor tinggal tujuh Duduk berdoa kepada Tuhan Supaya terang jalan bersuluh Anak ayam turunnya lima Mati seekor tinggal empat Turut mengikut alim ulama Supaya betul jalan makrifat Anak ayam turunnya lima Mati seekor tinggal empat Kita hidup mesti beragama Supaya hidup tidaklah sesat Tuan Haji memakai jubah Singgah sembahyang di tengah lorong Kalau sudah kehendak Allah Rezeki segenggam jadi sekarung Bulu merak cantik berkaca Gugur sehelai ke dalam baldi Jika tak banyak kitab dibaca Jangan mengaku khatib dan kadi Inderagiri pasirnya lumat Kepah bercampur dengan lokan Sedangkan nabi kasihkan umat Inikan pula seorang insan Anna Abadi pergi berenang Sambil berenang berdondang sayang Jika hidup dikurnia senang Jangan lupa tikar sembahyang Berguna hidup karena beradat Adat lembaga jadi pakaian Sempurna hidup karena syahadat Syahadat dijaga mengokohkan iman Adat mati dikandung tanah Dunia tinggal harta pun tinggal Selamat mati mengandung ibadah Banyak amal banyak bekal Adat orang berjalan malam Ada suluh jadi pedoman Adat orang beragama Islam Ada petunjuk menerangi iman Orang berkain menutup aurat Sesuai dengan petuah hadis Orang muslimin hidup beradat Lakunya sopan mukanya manis Di bulan Ramadhan orang tarawih Sudah sembahyang membaca Qur’an Orang beriman hidupnya salih Dadanya lapang lakunya sopan Di bulan Ramadhan orang tadarus Membaca Qur’an beramai-ramai Orang beriman hatinya lurus Duduk berjalan elok perangai Di bulan Ramadhan banyak bertobat Memohonkan ampun kepada Allah Orang beriman hidup bermanfaat Sembarang kerja membawa faedah Di bulan Ramadhan orang puasa Menahan selera mengekang nafsu Orang beriman hidup sentosa Kepada Allah tempat bertumpu Di bulan Ramadhan banyakkan amal Supaya dosa diampunkan Tuhan Orang beriman hidup berakal Menggunakan usia untuk kebaikan Siapa kokoh memegang iman Hidup matinya tidakkan sesat Siapa senonoh menyembah Tuhan Dunia akhirat badan selamat Siapa melangkah di jalan Tuhan Ke mana pergi badan selamat Siapa amanah dalam kebenaran Tuah terdiri iman melekat Siapa memakai adat lembaga Ke mana pergi disayangi orang Siapa pandai syariat agama Hidup mati tidak terbuang Siapa kokoh memegang adat Ke mana pergi hidup semenggah Siapa senonoh dalam ibadat Hidup dan mati beroleh berkah Siapa suka duduk mengaji Banyaklah ilmu dapat dikenang Siapa suka mengelokkan budi Ke hilir ke hulu disayangi orang Siapa suka memegang adat Mulialah sifat dengan karenah Siapa suka sembahyang sunnat Pahala dapat iman bertambah Elok adat karena dikaji Elok kaji karena sunnah Elok ummat karena berbudi Elok berbudi karena lillah Elok budi karena ikhlas Elok kerja karena niat Elok kaji karena dibahas Elok manusia karena syariat Elok langkah karena pedoman Elok laku karena beramal Elok manusia karena beriman Elok ilmu karena beramal Elok kaki dapat melangkah Elok tangan dapat memegang Elok hati mengingat Allah Elok iman tiada bergoyang Buah yang mabuk jangan dimakan Batang berduri jangan dipanjat Bertuah hidup dikandung iman Tertuah mati dalam ibadat Pandai-pandai menjaga diri Lubang banyak di tengah jalan Orang pandai tahukan diri Hidup berakal mati beriman Jangan suka memfitnah orang Orang benci Tuhan pun murka Jangan suka melalaikan sembahyang Bila mati masuk neraka Kalau suka berbuat fitnah Ke mana pergi orang mengutuk Kalau suka berniat salah Dunia akhirat badan terpuruk Kalau suka menenggang kawan Segala sahabat akan mendekat Kalau suka mengenang Tuhan Pahala dapat hidup selamat Kalau hendak mencari kawan Carilah kawan sampai ke kubur Kalau hendak mencari Tuhan Patrilah iman banyakkan tafakur Kalau menyangkal petuah ibu Hidup sesat dunia akhirat Kalau beramal tidak berilmu Pikiran tumpat pahala tak dapat Kalau durhaka ke orangtua Celaka tiba kutuk pun datang Kalau menyalah kepada agama Di dunia hina di akhirat malang Jangan ditentang ibu dan bapak Bila ditentang badan melarat Jangan dibuang hukum dan syarak Bila dibuang datanglah laknat Pada saudara hendaklah sayang Pada sahabat hendaklah minat Pada agama banyaklah sembahyang Pada ibadat luruskan niat Kalau terbang tinggi-tinggi Ingat-ingat bumi di bawah Kalau sembahyang luruskan hati Dalam ibadat turuti sunnah Kalau tidur meninggi hari Rezeki menjauh langkah pun singkat Kalau takabur menyelimut hati Iman jatuh ibadah pun sesat Kalau suka berbuat maksiat Alamat hidup akan celaka Kalau suka meninggalkan ibadat Alamat badan masuk neraka Banyak bulan perkara bulan Tidak semulia bulan puasa Banyak tuhan perkara tuhan Tidak semulia Tuhan Yang Esa Daun terap diatas dulang Anak udang mati dituba Dalam kitab ada terlarang Yang haram jangan dicoba Bunga kenanga diatas kubur Pucuk sari pandan Jawa Apa guna sombong dan takabur Rusak hati badan binasa Anak ayam turun sepuluh Mati seekor tinggal sembilan Bangun pagi sembahyang subuh Minta ampun kepada Tuhan Asam kandis asam gelugur Ketiga asam si riang-riang Menangis mayat dipintu kubur Teringat badan tidak sembahyang Orang Bayang pergi mengaji Ke Cubadak jalan ke Panti Meninggalkan sembahyang jadi berani Seperti badan tak akan mati Pangkal dibelit di pohon jarak Jarak nan tumbuh tepi serambi Jangan dibuat yang dilarang syarak Itulah perbuatan yang dibenci Nabi Jarak nan tumbuh tepi serambi Pohon kerekot bunganya sama Itulah perbuatan yang dibenci Nabi Petuah diikut segala ulama Pohon kerekot bunganya sama Buahnya boleh dibuat colok Petuah diikut semua ulama Jangan dibawa berolok-olok Rusa banyak dalam rimba Kera pun banyak tengah berhimpun Dosa banyak dalam dunia Segeralah kita minta ampun Kera banyak tengah berhimpun Sandarkan galah pada pohon Segeralah kita meminta ampun Kepada Allah tempat bermohon Tuman dipegang jatuh ke laut Disambar yu jerung tenggiri Imanpun tetap sehingga maut Di situ baru tahukan diri Disambar yu jerung tenggiri Sutan Amat mandi bersimbur Di situlah baru tahukan diri Malaikat memalu dalam kubur Kait-kait di padang temu Terap ditimbun di ujung galah Baik-baik berpegang pada ilmu Harapkan ampun pada Allah Temu itu banyak warnanya Ada yang putih ada yang biru Ilmu itu banyak gunanya Tiada boleh orang menggaru Pecah cawan di atas peti Cawan minum Sutan Amat Tuhan Allah yang mahasuci Jangan dilupakan setiap saat Banyaklah hari antara hari Tidak semulia hari Jumat Banyaklah nabi antara nabi Tidak semulia Nabi Muhammad Delima batu dipenggal-penggal Bawa galah ke tanah merah Lima waktu kalau ditinggal Ibu bapak pasti marah Buah ini buah berangan Masak dibungkus sapu tangan Dunia ini pinjam-pinjaman Akhirat kelak kampung halaman Belah buluh bersegi-segi Buat mari serampang ikan Kuasa Allah berbagi-bagi Lebih laut dan juga daratan Asam rumbia dibelah-belah Buah separuh di dalam raga Dunia ikut firman Allah Akhirat dapat masuk surga Ambil galah kupaskan jantung Orang Arab bergoreng kicap Kepada Allah tempat bergantung Kepada Nabi tempat mengucap Asam kandis asam gelugur Ketiga asam riang-riang Menangis di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang Asam kandis asam gelugur Ketiga asam riang-riang Menangis di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang Kemumu di dalam semak Jatuh melayang selaranya Meski ilmu setinggi tegak Tidak sembahyang apa gunanya Jalan-jalan kecarita Nemu uang sejuta Buat apa jatuh cinta Kalau ngaji pun tak bisa Di meja ada buah tomat Disana juga ada buah nanas Hai sobat ayo kita sholat Biar kita jadi orang cerdas | |||
Langganan:
Postingan (Atom)
Like ya sahabat blogger :)
×
Adi Nagh Makassar. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar